Catatan Kajian Di Masjid Nurul Huda 28 Desember 2024
Berikut adalah rangkuman dari kajian rutin KH. Abdurrouf bin sirojuddin pengasuh Pondok Pesantren Darul Ilmi Wassuluk di Masjid Baitu Ishlah Gresik Jawa Timur pada tanggal 28 Desember 2024

1. Tandanya orang beriman memakmurkan masjidDi antara tanda-tanda orang beriman adalah cinta pada rumah Allah SWT, yaitu masjid. suka Memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah, pengajian majelis taklim dan kegiatan baik yang lainnya.
Allah ﷻ berfirman dalam QS. At-Taubah Ayat 18
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ
Artinya : “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir.”Firman Allah ﷻ tersebut adalah pernyataan bahwa orang yang cinta kepada masjid dipastikan dia termasuk orang yang beriman dan insyaallah imannya akan terbawa sampai meninggal. Nabi ﷺ bersabda “Kalau kalian melihat orang senang ke masjid, saksikanlah dialah orang-orang beriman.” maka Ini adalah sertifikat iman dari Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.
Sholat di rumah berbeda dengan sholat di masjid. Per sholat di masjid akan mendapatkan hidangan di surga. Sesuai dengan sabda Nabi ﷺ
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ ، أَعَدَّ اللهُ لَهُ نُزُلًا مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Artinya: "Barangsiapa yang pergi ke masjid, baik di pagi hari atau di sore hari, maka Allah SWT telah menyediakan baginya hidangan di surga, setiap kali dia pergi ke masjid." (HR. Imam Bukhori 662, Imam Muslim 669)
- Kenikmatan surga, hidangan di surga, beserta apa yang di dalamnya adalah sesuatu yang belum pernah dilihat, sesuatu yang belum pernah didengar, dan sesuatu yang belum pernah terlintas di hati. Maka berbahagialah orang-orang yang memenuhi undangan Allah SWT lima kali sehari di masjid.
- Barangsiapa ikut membangun masjid, meskipun andilnya bisa membangun sebesar sarang burung pipit, Allah ﷻ akan bangunkan baginya sebuah istana di surga.
- Jembatan shirot, jarak mendakinya adalah 3000 tahun perjalanan, perjalanan mendatarnya adalah 3000 tahun, panjang menurunnya adalah 3000 tahun, jadi total panjangnya 9000 tahun. Keadaannya lebih tajam daripada pedang, lebih licin daripada kaca, dan lebih kecil daripada rambut.
- Cepat atau lambatnya kita melewati jembatan shirot tergantung seberapa cepat kita menjalankan perintah Allah ﷻ. Mari tiap kali beribadah kita niati untuk mempercepat langkah kita melewati shirot, mempercepat masuk ke dalam surga.
- Ada serombongan orang-orang yang sedang melewati jembatan shirot, mereka mendapat pertolongan Allah ﷻ. Dengan mengendarai sebuah kendaraan berupa masjid, sehingga bisa mempercepat melewati jembatan sirotol Mustaqim. Mereka adalah orang-orang yang memakmurkan masjid dengan infaq, dengan shalat berjemaah, dengan pengajian majelis taklim dll.
3. Penggunaan Kata Sayyidina Saat Tasyahud
Sholawat dengan bacaan sayyidina maupun tanpa sayyidina adalah sama-sama benar. Masing-masing ada dalilnya. Dalam hal ini yang menggunakan sayyidina dasarnya adalah terkait tata krama, adab, dan akhlak, sebagaimana Di dalam Al-Qur'an Allah SWT tidak pernah memanggil Kanjeng Nabi SAW dengan panggilan Muhammad seperti kepada Nabi lainnya contohnya Yaa Ibrahim, Yaa Nuh, Yaa Isa, akan Tetapi Allah SWT memanggil Nabi kita dengan sebutan halus nan lembut: يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ (Wahai Nabi) يَا أَيُّهَا الرسول (Wahai Rasul)
Yang bersholawat tanpa Sayyidina itu adalah mengikuti contoh yang diajarkan langsung oleh Nabi ﷺ.
إنَّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خَرَجَ عَلَيْنَا، فَقُلْنَا: يا رَسولَ اللَّهِ، قدْ عَلِمْنَا كيفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكَ، فَكيفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ قالَ: فَقُولوا: اللَّهُمَّ صَلِّ علَى مُحَمَّدٍ، وعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كما صَلَّيْتَ علَى آلِ إبْرَاهِيمَ، إنَّكَ حميد مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ علَى مُحَمَّدٍ، وعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كما باركت علَى آلِ إبْرَاهِيمَ، إنك حميد مَجِيدٌ.
Artinya:
"Sesungguhnya Nabi SAW keluar menemui kami, lalu kami berkata: "Ya Rasulullah, kami telah mengetahui cara menyampaikan salam kepada Anda, maka bagaimana cara kami bersholawat untuk Anda?" Beliau menjawab: "Ucapkanlah: 'Ya Allah, berikanlah rahmat dan keselamatan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat dan keselamatan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berikanlah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. (HR. Imam Bukhori 6357)
4. Bagaimana bacaan sujud sahwi ?
Bacaan Sujud sawhi adalah sebagaimana berikut:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا
Artinya: "Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lalai."
5. Perbedaan shalat Tsubutul iman (Agar tetapnya iman) dan shalat awwabin
5. Perbedaan shalat Tsubutul iman (Agar tetapnya iman) dan shalat awwabin
Shalat tsubutul iman berbeda dengan shalat awwabin, meskipun sama-sama dilakukan setelah Magrib, sebelum isya. Pada shalat tsubutul iman setiap rakaat, setelah Al-fatihah membaca surat Al-ikhlas 6 kali. Pada shalat Awwabin bacaannya bebas, maksimal paling banyak 20 rakaat. Shalat awwabin bisa dikerjakan 6 rakaat dengan dua rakaat salam, pahalanya seperti ibadah 12 tahun sebagaimana dijelaskan oleh imam haddad di dalam kitab nasoihidiniyah. dan Shalat tsubutul iman dapat dimasukkan dalam shalat awwabin, dengan menggabungkan pengerjaannya
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita, aamiin. Pencatat/Perangkum: Ibnu Moh (Sekretaris Majelis Alya')
و الله أعلم بالصواب
Posting Komentar untuk "Catatan Kajian Di Masjid Nurul Huda 28 Desember 2024"